Jakarta: Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan perilaku pemborosan pangan merugikan berdampak ke berbagai aspek. Salah satunya adalah merugikan ekonomi hingga lebih dari 550 triliun rupiah.
“Ternyata kita tidak aware berapa hal langkah kecil yang akan kita lakukan itu berdampak besar bagi negara kita,” ucap Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis kepada RRI, Rabu (22/3/2023).
Sekitar 23-48 juta ton makanan terbuang per tahunnya menurut kajian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) tahun 2021. Kerugian ekonomi akibat hal itu ditaksir mencapai Rp213 hingga Rp551 triliun per tahun.
Bila pangan tersebut disalurkan, dapat bermanfaat untuk 61-115 juta jiwa masyarakat yang kekurangan pangan. Tentunya, pangan tersebut masih dalam kategori baik dan aman.
“Itu setara 115-184 kilogram per kapita per orang. Bayangkan bahwa satu orang kita itu membuang pangan 1-2 kwintal, itu sekitar 500 gram, setengah kilo per orang kita,” ucapnya.
Dari sisi lingkungan, sampah-sampah pangan yang mengeluarkan gas metan ini berpengaruh terhadap efek gas rumah kaca (GRK). Menurutnya, sampah pangan itu berkontribusi hingga 7,29 persen per tahunnya terhadap emisi GRK.
Kondisi itulah kata dia yang bisa mengganggu produksi pangan dunia. Ia mengajak masyarakat memulai melakukan penyelamatan dengan menyetop pemborosan makanan.