Jakarta: Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja mengaku tidak mudah mengawasi kampanye di tempat ibadah jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Apalagi ada dampak penyerta terkait hal itu.
“Melarang kampanye di tempat ibadah tentu tidak mudah. Kami berharap tidak didemo berhari-hari seperti pemilu,” kata Bagja dalam keterangannya, Kamis (2/3/2022).
Bawaslu pun, lanjutnya, menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat untuk dapat menciptakan pemilu yang bebas dari polarisasi suku, ras, dan agama (SARA). Sehingga, dapat ikut mengawasi tahapan Pemilu 2024.
“Kami mengucapkan terima kasih MUI menyatakan siap mendukung deklarasi ini. Tentu kami juga akan melibatkan tokoh-tokoh agama yang lain,” ujarnya.
Menurutnya, tokoh agama dapat ikut meyakinkan masyarakat terkait Pemilu 2024. Sehingga, ajang demokrasi itu bukan momen perpecahan.
“Saya yakin tidak akan terpecah sampai selesai. Bahkan berlanjut pilkada (pemilihan) pada bulan November tahun 2024 juga berjalan lancar, tidak tidak terjadi polarisasi,” katanya, menambahkan.